Selasa, 14 Februari 2017

Jika Aku Jakarta

(30)Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (31)Dan telah diajarkanNya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu Dia berfirman : Beritakanlah kepadaKu nama-nama itu semua, jika adalah kamu makhluk-makhluk yang benar. (32)Mereka menjawab: Maha Suci Engkau ! Tidak ada penge­tahuanbagi kami. kecuali yang Engkau ajarkan kepada Kami. Karena sesungguhnya Engkau­lah Yang Maha Tahu, lagi Maha Bijaksana.
-Al-Baqarah : 30-32-

Pilkada jakarta sebentar lagi... meski hanya jadi pengamat, rasanya menarik mengikuti liku-liku pertarungan politik di ibukota. Ya, memilih pemimpin memang selalu jadi satu peristiwa yang mengundang perhatian. Warga jakarta sedang diuji...

Jumat lalu seorang staff ahli Gubernur DKI datang ke kelasku. Kapita Selekta Teknik Fisika, 3 Februari 2017. Ismail Al Anshori namanya, sepanjang kuliah ia tidak berhenti bercerita seluruh pengalamannya menjadi staff ahli. mulai dari berdebat dengan orang, memotong anggaran, dan masih banyak lagi. Di akhir, secara objektif saya mengakui Sang Gubernur bukan orang yang buruk dalam memimpin. Meski banyak catatan etika yang menjadi rapor merah kepemimpinan beliau. 

Lalu di kesempatan lain aku pun banyak terpapar dengan argumen lain, yang bagaimanapun benar adanya. Ini tentang Al-Maidah : 51-53. Sederhananya, mau sebaik apapun, kalau kita muslim ya pilih yang muslim. Seorang kawan yang rajin sekali kajian menambahkan, "bahkan jika si muslim korup dan tidak baik dalam memimpin, tetap pilih muslim." Apalagi kalau pemimpin muslimnya baik. Jika pun ada yang lebih baik namun bukan muslim, ya tetap pilih yang muslim. 

Ya begitulah kepercayaan.Jika kita telah memilih sebuah agama, maka mengikuti perintah agama adalah konsekuensi logis yang harus dilakukan. Bahkan sekalipun seluruh manusia di muka bumi menganggap itu tidak logis. Nabi Ibrahim pernah mencontohkan, atas perintah Allah, bahkan menyembelih seorang anak kesayangan pun tetap dilakukan. Namun, Allah dengan kemurahan hatinya tetap membesarkan hati Ibrahim dengan mengganti sang anak dengan binatang. Sederhananya, percaya aja... sesuatu yang diatur Allah pastilah yang terbaik.

Setelah hasil quick qount muncul dan memaksa warga jakarta untuk memilih lagi di putaran kedua. Maka, ujian bagi muslim jakarta makin terlihat jelas. Mana yang akan dipilih.... menuruti perintah Allah atau logika manusia ?

- ini pendapat pribadi ya.. kalau ada orang yang jelas performanya tidak buruk, pasti lebih dipilih ketimbang yang belum terlihat performanya. Meski punya potensi, bukti nyata lewat kinerja adalah alasan yang sangat kuat. -

wallahu 'alam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar