Minggu, 29 Maret 2015

Bukan Akhir - Tapi Awal

     Akhirnya selesai, mungkin kata ini mewakili seluruh tumpahan perasaan wisudawan kemarin. Sabtu, 28 Maret 2015 menjadi satu hari tak terlupakan yang akan selalu melekat dalam benak mereka. Memar-memar, kedinginan, bahkan lumpur DPR –dibawah pohon rindang tak lagi pahit terasa di hari itu. Ya, karena semua sudah selesai, 4 tahun di kawah panas Institut Teknologi Bandung telah dilalui dan bersiap menempuh kehidupan yang sebenarnya menjadi tuntutan riil di depan mata.

      Mungkin cuma sedikit yang kami lakukan untuk menghiasi hari besar kalian kemarin. Semoga apa yang telah kalian usahakan di bumi ganesha ini bisa kalian petik hasilnya di dunia baru yang akan kalian lalui. Selamat menjadi bagian dari rakyat! Jangan pernah lupakan tanah air yang telah membesarkan kalian dengan keringat buruh tani dan kebijaksanaan pengambil kebijakan. 

Jumat, 27 Maret 2015

Am I Exist ?

            Hari ini aku bertanya tentang diriku sendiri. Memuhasabah diri ini dengan hidup yang telah berjalan selama tidak kurang dari 19 tahun. 19 tahun kawan..., jika di kali jumlah hari dalam setahun maka hidupku setara 6.935 hari, atau 83.220 jam. Ketika sebuah perusahaan mobil dapat menciptakan 4 mobil setiap jamnya, maka waktu yang telah kujalani setara dengan waktu memproduksi 332.880 mobil. Saat satu mobil dihargai 100 juta, maka hidupku bernilai 33.288.000 juta. Hitungan angka yang bahkan sepupuku belum tahu.
            Mungkin kalian pikir, semua hal diatas tidak relevan. Namun, bayangkan kawan 19 tahun tanpa karya. Sedangkan di tempat lain, di belahan bumi lainnya dalam 19 tahun kemajuan telah terjadi secara signifikan. Bayangkan, dalam rentang 19 tahun disket yang hanya berkapasitas 4.3 Mb telah berubah menjadi flasdis ketil dengan kapasitas 1 Tb. Hp yang segede lontong n pake antena berubah jadi setipis kertas n gk pake tombol. belum lagi kendaraan, televisi, rumah. mereka meninggalkan aku yang tanpa karya, dalam ketiadaan.
            Sebagai syarat beasiswa yang aku terima, setiap semester aku wajib mengisi laporan kemajuan pribadi yang berisi kegiatan dan prestasiku selama satu semester. disaat itu juga kawan,  hati ini menangis. Apa yg telah aku lakukan? Prestasi nol, IP standar, kegiatan gitu-gitu aja. Dan berulang selama 3 semester terakhir. Bodohnya lagi, alasanku untuk semua ‘pencapaian’ itu selalu sama. Tidak bisa mengatur waktu, menentukan prioritas.
            Aku menyesal kawan, aku tidak ‘ada’ tanpa karya. I am not exist without it. Setiap malam menyesalinya dan tidak merubahnya. Mungkin hari ini adalah titik balik semuanya. Saat dimana aku berubah menjadi pribadi produktif penuh karya. Dunia ini tidak butuh seonggok daging yang hanya makan minum tanpa memberi perubahan. Karena tanpa perlakuan khusus dunia akan selalu menuju ketidakteraturan...

            “Menyesal akan waktu yang terbuang juga merupakan kegiatan yang membuang waktu. Jadi mulailah berbalik lalu berkarya, biarlah yang telah lewat menjadi pelajaran dan mari melukis masa depan dengan tinta emas produktifitas. Aku berkarya maka aku ada.”