Hari ini aku bertanya tentang diriku
sendiri. Memuhasabah diri ini dengan hidup yang telah berjalan selama tidak
kurang dari 19 tahun. 19 tahun kawan..., jika di kali jumlah hari dalam setahun
maka hidupku setara 6.935 hari, atau 83.220 jam. Ketika sebuah perusahaan mobil
dapat menciptakan 4 mobil setiap jamnya, maka waktu yang telah kujalani setara
dengan waktu memproduksi 332.880 mobil. Saat satu mobil dihargai 100 juta, maka
hidupku bernilai 33.288.000 juta. Hitungan angka yang bahkan sepupuku belum
tahu.
Mungkin kalian pikir, semua hal
diatas tidak relevan. Namun, bayangkan kawan 19 tahun tanpa karya. Sedangkan di
tempat lain, di belahan bumi lainnya dalam 19 tahun kemajuan telah terjadi
secara signifikan. Bayangkan, dalam rentang 19 tahun disket yang hanya berkapasitas 4.3 Mb telah berubah menjadi flasdis ketil dengan kapasitas 1 Tb. Hp yang segede lontong n pake antena berubah jadi setipis kertas n gk pake tombol. belum lagi kendaraan, televisi, rumah. mereka meninggalkan aku yang tanpa karya, dalam ketiadaan.
Sebagai syarat beasiswa yang aku
terima, setiap semester aku wajib mengisi laporan kemajuan pribadi yang berisi
kegiatan dan prestasiku selama satu semester. disaat itu juga kawan, hati ini menangis. Apa yg telah aku lakukan? Prestasi
nol, IP standar, kegiatan gitu-gitu aja. Dan berulang selama 3 semester
terakhir. Bodohnya lagi, alasanku untuk semua ‘pencapaian’ itu selalu sama. Tidak
bisa mengatur waktu, menentukan prioritas.
Aku menyesal kawan, aku tidak ‘ada’
tanpa karya. I am not exist without it.
Setiap malam menyesalinya dan tidak merubahnya. Mungkin hari ini adalah titik
balik semuanya. Saat dimana aku berubah menjadi pribadi produktif penuh karya.
Dunia ini tidak butuh seonggok daging yang hanya makan minum tanpa memberi
perubahan. Karena tanpa perlakuan khusus dunia akan selalu menuju
ketidakteraturan...
“Menyesal akan waktu yang terbuang
juga merupakan kegiatan yang membuang waktu. Jadi mulailah berbalik lalu berkarya,
biarlah yang telah lewat menjadi pelajaran dan mari melukis masa depan dengan
tinta emas produktifitas. Aku berkarya maka aku ada.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar