Tampilkan postingan dengan label filsuf kecil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label filsuf kecil. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Mei 2017

Cermin Diri

imagr source http://www.lakedistrict.gov.uk/visiting/placestogo/aroundnorthernlakes/hd_loweswater-jul.jpg

Sejenak setelah Narciscus - manusia nan elok yang mencintai dirinya sendiri - tenggelam ke dalam danau, air danau itu berubah menjadi asin. Ya, danau menangisi kepergian Narciscus, ia terbilang sering menemani danau dalam kesendiriannya. Kesehariannya menatap ke permukaan danau dan mengagumi banyangan dirinya yang terpantul elok oleh tenangnya kesunyian danau. 

Mendengar berita ini Dewi Hutan bergegas menemui Sang Danau. ''Setiap hari aku melihat anak itu berkeliaran di hutan, namun langkah nya yang cepat membuatku tidak sempat memperhatikan keelokan rupanya dari jauh. Aku yakin engkau yang melihat rupanya dari dekat memahami keindahannya dan bersedih kehilangan dirinya. Tapi aku penasaran, apakah ia seelok itu'' dengan rasa ingin tahunya Dewi Hutan bertanya pada Sang Danau. Perlahan Sang Danau menjawab''Entahlah, aku tidak pernah benar-benar memerhatikan elok rupanya. Aku hanya bersedih tidak lagi dapat melihat bayangan keindahan diriku dari pantulan matanya.''

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah kisah pembuka di novel ''The Alchemist'' karya Paulo Coelho

Sungguh, seringkali hanya cermin diri yang kita perlukan. 
Karena dengannya manusia mampu melihat dan mengamati 
Hasil perjalanan hidupnya 
Beserta noda hitam yang menyertainya.
Selamat bercermin.

Kamis, 30 Maret 2017

Filsuf Kecil : Takdir


"Kamu percaya takdir, nggak? Emang takdir itu apa sih?"

Aku percaya takdir. Dengan kuasa-Nya yang Maha Dahsyat mengatur urusan manusia bukan hal besar bagi-Nya. Ia yang Rahman dan Rahim senantiasa menyiapkan episode hidup yang indah untuk setiap hamba-Nya. Kita hanya harus percaya pada Sang Maha dan mengusahakan yang terbaik untuk hidup dan mati kita.

Kami mengenalnya sebagai lauhum mahfudz, sebuah kitab yang tersimpan rapih di luasnya arsy dengan cerita detail setiap individu manusia di dunia, bahkan akhirat. Dengan kasih-Nya Allah menyisipkan kisah-kisah mengagumkan seluruh insan dalam kitab tersebut. Kelahiran, kematian, cinta kasih, bahkan surga-nerakanya setiap insan tercatat didalamnya.

Lalu dimana kebebasan? Hakku atas pilihan? Tak bisakah aku memilih jalanku sendiri? Apakah manusia hanya sekumpulan robot yang mengikuti perintah? 

Pikirku tentang takdir pun mengembara bebas dengan liarnya...

Bukan kawan. Pilihan tetap ada padamu... Karena bersama takdir indah-Nya, Allah membuat hukum alam dan syariat untuk menuntun manusia menjemput takdirnya. Hukum alam menitah kita pada fenomena umum yang terjadi. Setiap yang berusaha akan berhasil, setiap benda yang jatuh akan ke bawah. Lalu syariat mengenalkan manusia pada jalan kebenaran sesuai aturan Allah. Siapa pun yang sabar menjalankannya disediakan baginya surga sebagai hasil akhir terbaik. Begitupun sebaliknya

Menurutku karena kasih sayang-Nya yang tak terbatas, Ia sembunyikan kenyataan takdir dari manusia. Sehingga dengan ketidak-tahuan manusia, ia hanya bisa mengusahakan yang terbaik untuk hasil akhir dan proses yang baik pula.